Saya bukan Greta Thunberg nya Indonesia
Saya memutuskan keluar dari sekolah tahun lalu dan mogok sekolah di depan kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap hari Jumat. Panggilan saya sebagai “Greta nya Indonesia” hapus artinya & mereka dari aktivis pemuda dari Global South.
Indonesia, Southeastern Asia
Story by Salsabila (Abil) Kairunissa. Translated by Niluh Satriani
Published on June 23, 2021.
This story is also available in
Semenjak mogok sekolah saya di Jakarta menarik perhatian media, saya mulai berpikir untuk menyerah saja dengan aktivitasku. Saya sudah bosan orang memberi gambar bahwa saya adalah “perubahan katalisator” atau “pemuda penuh dengan harapan”. Atau pemuda di Jaga Rimba [1], adalah platform yang saya bangun untuk keadilan alam. Membuat perasaan saya kurang enak.
Mohon di catat : bukannya saya mau mendiskreditkan media memperkuat suara kita atau menyamaratakan bahwa semua media itu “jelek”. Faktanya, saya sangat berterima kasih bagaimana jurnalismus membantu aktivis mengambil tindakan. Saya mau menekankan saya bukan bicara atas permohonan semua pemuda. Saya mencerminkan melalui pengalaman saya sendiri.
Waktu masyarakat mendengar tentang Mogok Sekolah buat Melestarikan Hutan di bulan Januari 2020, banyak yang menanggapi dengan “Oh, itu kerjaan yang berhubungan dengan Greta Thunberg” pertama, itu tidak mengganggu pikiran saya tapi itu sangat bagus untuk mendidik masyarakat. Setelah arusan utama dari media menggambarkan saya sebagai “Greta nya Indonesia” baru saya menyadari itu adalah salah. Saya menolak di cap sama dengan DIA tapi “masyarakat kita” masih tetap melanjutkan.
Saya menolak di cap sebagai DIA, tapi, “masyarakat kita”
Pertama, saya merasa seperti “apel nya” untuk “jeruk” nya Greta. Kita mempunyai perbedaan sangat besar dalam lingkungan & pendidikan hidup. Hampir semua pemuda di Indonesia tidak mempunyai kemewahan hidup mengungkapkan kebebasan berbicara adalah bukannya isu sama sekali. Disamakan dengan Greta mengambil cerita & status saya. Kedua, saya tidak pernah menginginkan dicap “sebagai mempengaruh”. Media menggambarkan saya adalah “mempengaruh pemuda” untuk memberikan “harapan” ke pergerakan Iklim Indonesia, tapi menyebarkan harapan sama sekali bukan maksud saya. Sebaliknya, saya memperkuatkan kesuraman fakta keadilan Iklim di Indonesia yang mana kebanyakan masyarakat kita tidak mau menoleh. Manggil saya adalah “pemuda berpengaruh” lupakan hak keistimewan saya karena lahir di kota, menciptakan kebesaran titik buta untuk nyata gerakan pemuda & alam berjuang di daerah pedesaan Indonesia, dan menaungi kompleksitas tantangan di global negara selatan - atau saya lebih bahagia kalau disebut MAPA (Most Affected People & Areas) - menghadapi di bandingin dengan Global Utara.
Di Global Utara, siswa boleh mogok sekolah setiap hari Jumat tanpa menghadapi konsekuensi nyata yang bisa membahayakan masa depan mereka. Melakukan sesuatu yang mirip disini bisa berpotensi kearah represi yang tidak ada akhirnya. Kita bisa gampang sekali di kucilkan dari masyarakat karena perjuangan pemuda hanyalah gangguan buat Elitnya Jakarta yang mengganggu kepentingan korporasi perusahaan raksasa. Yang telah di bilang, mempunyai Jaga Rimba sebagai platform adalah memberi hak keistimewaan. Kita yang Jaga Rimba dikelilingi oleh bantuan hukum yang menawarkan layanan hukum pro bono karena kita pernah dianiaya salah. Kita mempunyai kemewahan untuk mogok sekolah tanpa takut dengan sangsi dikeluarkan dari rumah kita sendiri atau kena tunjukan pistol dikepala kita.
Kita perlu mendekolonisasikan pergerakan Iklim.
Kebanyakan masyarakat di MAPA, tidak mempunyai pilihan lain selain dengan berjuang. Dari daerah perdesaan sampai perkotaan, dari hutan Kinipan di Kalimantan sampai ke Pancoran di Jakarta, pemuda sudah mulai mengorganisasikan sendiri untuk generasi berikutnya untuk berjuang melawan perampasan tanah & pengusiran paksa, mengorbankan hidup mereka. Tapi apakah media memanggil mereka “mempengaruh” masyarakat menyebut mereka sebagai “katalis perubahan?” saya meragukan, karena cerita mereka tidak terjual. Menolak, berjuang penindakan - tidak di anggap “perjuangan” ataupun “mempengaruh.”
Malah membangun “blueprint” bagaimana pemuda seharusnya bereaksi, saya percaya kita perlu mendekolonisasikan pergerakan Iklim - semenjak massalah iklim sangat berpengaruh besar yang dihubungkan dengan Kolonisasi & didominasi oleh sudut pandangnya Euro-Centric — dengan mengakui keragaman pergerakan mereka dan memperkuat suara mereka yang paling terpengaruh. Sampai saat itu, pembicaraan sekitar masalah krisis Iklim akan selalu pengecualian pemuda MAPA, hanya satu manfaatnya kekayaan Global Utara terus melanjutkan penindasan.
[1] Jaga Rimba adalah gerakan pemuda tujuannya untuk melawan deforestasi dan bertindak sebagai advokat untuk alam di Indonesia. Ini sangat berhubungan dekat dengan masyarakat yang tinggal di hutan Kinipan, perdesaan yang kena pengaruh di tahun 2018 dari perusahaan minyak palem.
How does this story make you feel?
Follow-up
Do you have any questions after reading this story? Do you want to follow-up on what you've just read? Get in touch with our team to learn more! Send an email to [email protected].
Talk about this Story
Please enable cookies to view the comments powered by Disqus.
Subscribe to our Monthly Newsletter
Stay up to date with new stories on Correspondents of the World by subscribing to our monthly newsletter:
Other Stories in
Explore other Topics
Get involved
At Correspondents of the World, we want to contribute to a better understanding of one another in a world that seems to get smaller by the day - but somehow neglects to bring people closer together as well. We think that one of the most frequent reasons for misunderstanding and unnecessarily heated debates is that we don't really understand how each of us is affected differently by global issues.
Our aim is to change that with every personal story we share.
Community Worldwide
Correspondents of the World is not just this website, but also a great community of people from all over the world. While face-to-face meetings are difficult at the moment, our Facebook Community Group is THE place to be to meet other people invested in Correspondents of the World. We are currently running a series of online-tea talks to get to know each other better.